Aku memanggilnya Pak Guru. Disebut begitu sebab ia adalah guru di desaku. Setiap satu semester sekali, Desaku kerap kali kedatangan seorang guru dari kota. Namun Pak Guru bukanlah guru yang datang dari kota. Sewaktu kedatangannya ke desa, beberapa hari sebelumnya adalah kepulangan Guru Desa kami yang sebelumnya ke kota. Kepulangan yang disebabkan oleh habisnya masa mengajar di desa kami. Sedangkan untuk guru penggantinya, Kepala Desa menyebutkan kalau belum ada kabar dari kota. Pak Guru yang mengetahui hal itu pun menawarkan diri untuk menjadi guru sementara di desa kami secara sukarela. Kedatangan Pak Guru sebenarnya bukan untuk menjadi guru. Ia datang dengan tujuan tersendiri, adalah pembuatan film dokumenter. "Anggap saja sebagai balas Budi sebab para warga desa sudah menerima kedatangan saya ke sini." kata Pak Guru sewaktu ditanya alasannya untuk menjadi guru desa. Meskipun Pak Guru bilang pengambilan perannya menjadi guru di desa kami adalah sebagai balas budi, perannya...
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...