Langsung ke konten utama

Taman Langit

 Taman langit bukan kata kiasan. Atau kata puitis. Atau susunan kata indah. Adalah nama sebuah tempat indah. Taman Langit berarti Taman di Langit. Sebuah tempat perkemahan dengan pemandangan luar biasa indah. Berada di ketinggian sekitar 1600 MDPL. Jadi harus mendaki dulu untuk sampai ke sana. Atau dengan motor kalau tidak mau mendaki.

Selama di sana, aku merasa seperti ada di istana awan. Istana awan bukan berarti istana di atas awan. Tempatnya penuh dengan kabut. Sejauh mata memandang hanya terlihat putih-putih di sore hari menjelang matahari terbenam. Sama seperti di dalam awan.

Terdapat banyak spot foto di sana. Keindahan alam memang tidak pernah membatasi manusia untuk terus mengabadikan keindahan setiap sudutnya. Ada hamparan kebun teh, keindahan matahari terbit, ada juga kebun sayuran lainnya seperti kol hijau.

Tempatnya ramai bukan main. Setiap petaknya sudah terbangun tenda-tenda selagi aku sampai di sana. Sebenarnya Taman Langit adalah tempat perkemahan umum. Tapi apa yang aku rasakan adalah seperti sedang dalam perkemahan Pramuka.

Sayangnya ramainya pengunjung tidak di dukung dengan akses jalan yang cukup. Bagi pengendara motor memang tidak ada masalah. Namun bagi pengendara mobil, salah satu harus mengalah dan menunggu. Mereka yang ingin naik atau masuk ke taman langit perlu menunggu sebentar apabila ada mobil yang hendak turun. Begitupun sebaliknya.

Setelah melewati gerbang masuk bukan berarti sudah bisa langsung membangun tenda. Setelah gerbang masuk adalah tempat parkir dan loket pembayaran. Tempat kemah ada di atas lagi. Masih perlu mendaki. Melewati jembatan kayu panjang yang mirip Tembok Besar Cina.

 










Tidak ada pendakian yang tidak melelahkan. Menuju tempat kemah di Taman Langit juga sama melelahkan. Apalagi sambil membawa peralatan kemah. Atau tidak perlu, sebab ada jasa ojek yang siap membantu membawa barang-barang. Pendakian tidak akan terasa sebab dilalui dengan melihat pemandangan di kanan-kiri.



Mendekati waktu fajar, Taman Langit adalah tempat yang dingin!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...

Malam Sunyi

 Aku punya rutinitas Malam Jum'at. Adalah mendengarkan cerita horor di radio sebelum tidur. Maka Malam Jum'at kali ini pun sama, meskipun ada tugas sekolah yang harus aku selesaikan. Usai makan malam aku segera kembali ke kamar. Menyiapkan buku di meja belajar. Menyiapkan alat tulisnya juga. Tidak lupa menyalakan lampu belajar untuk mendapatkan penerangan. Barulah aku beranjak untuk mematikan lampu kamar. Radio sudah diputar dalam ponsel. Aku juga menggunakan earphone agar suaranya lebih jelas terdengar dan lebih mencekam. Penyiar mulai menyapa pendengar. Bersamaan dengan itu aku pun mulai mengerjakan tugasku. Selagi menunggu penyiar sibuk mengobrol sana-sini, aku juga sama sibuknya dengan isi kepala sendiri. Beruntung tugas kali ini tidak sulit, jadi bisa dengan mudah aku selesaikan. Tepat saat aku menutup buku, cerita seram pun dimulai. Lampu kamar sudah dimatikan. Lampu belajar juga segera padam seiring dengan selesainya tugas sekolah. Kamar sudah sepenuhnya gelap. Jendela ...

Taman Bunga

Hari ini akan ada petugas kesehatan dari puskesmas datang ke sekolah. Untuk melakukan penyuluhan seputar gizi, katanya. Sebagai guru pria, tenagaku dibutuhkan untuk segala kegiatan logistik. Menyiapkan panggung misalnya dari jauh-jauh hari. Saat hari yang ditetapkan akhirnya tiba, aku ditugaskan sekolah untuk menerima para perawat dari puskesmas di gerbang depan. Bersama seorang guru perempuan, aku sejenak bercakap dengan satpam di pos depan selagi menunggu tamu datang. Sebuah mobil minibus tampak bersiap untuk memasuki gerbang sekolah. Aku dibuat tertegun karenanya. Bulu kuduk serentak berdiri, merinding. Entah kenapa ada perasaan gugup. Degup jantung tiba-tiba saja berpacu lebih cepat dari biasanya. Semua perasaan itu seolah menjadi tanda kalau akan ada rindu yang terbalas sebentar lagi. Satpam bergegas menjalankan tugas. Membantu mobil yang baru datang untuk parkir dengan rapi. Aku pun bergegas menghampiri mobil itu untuk menyambut para penumpangnya. Satu per satu perawat turun dari...