Sepertinya terlalu cepat buatku menganggap kalau membangun perpustakaan adalah mimpi yang menyenangkan. Memang ada bagusnya hanya fokus pada hal-hal baik saja. Sebab bisa dijadikan motivasi dan memicu rasa percaya diri. Tapi melupakan hal-hal yang kurang juga tidak sepenuhnya dianjurkan. Cukup dilihat secukupnya. Sebab kalau berlebihan bisa menimbulkan insekyur, dan kalau tidak dilirik sama sekali bisa jadi besar kepala. Aku lupa pada hal-hal tidak menyenangkan yang terjadi di perpustakaan. Khususnya dalam hal pinjam-meminjam buku. Memang baik menganggap semua orang itu baik dan bisa dipercaya, tapi sayangnya manusia itu ada banyak jenisnya. Dan aku tidak sadar lebih cepat pada hal itu. Aku belum banyak meminjamkan buku. Tapi ada beberapa teman yang kemarin sempat meminjam. Aku juga bilang kalau biar membebaskan mereka untuk meminjam buku semampu mereka sampai habis baca. Bahkan aku pernah membiarkan salah satu buku pinjaman tinggal di rumah teman selama libur semester kemarin. Be...
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...