Sepertinya terlalu cepat buatku menganggap kalau membangun perpustakaan adalah mimpi yang menyenangkan. Memang ada bagusnya hanya fokus pada hal-hal baik saja. Sebab bisa dijadikan motivasi dan memicu rasa percaya diri. Tapi melupakan hal-hal yang kurang juga tidak sepenuhnya dianjurkan. Cukup dilihat secukupnya. Sebab kalau berlebihan bisa menimbulkan insekyur, dan kalau tidak dilirik sama sekali bisa jadi besar kepala.
Aku lupa pada hal-hal tidak menyenangkan yang terjadi di perpustakaan. Khususnya dalam hal pinjam-meminjam buku. Memang baik menganggap semua orang itu baik dan bisa dipercaya, tapi sayangnya manusia itu ada banyak jenisnya. Dan aku tidak sadar lebih cepat pada hal itu.
Aku belum banyak meminjamkan buku. Tapi ada beberapa teman yang kemarin sempat meminjam. Aku juga bilang kalau biar membebaskan mereka untuk meminjam buku semampu mereka sampai habis baca. Bahkan aku pernah membiarkan salah satu buku pinjaman tinggal di rumah teman selama libur semester kemarin. Beruntung buku itu masih bisa pulang.
Satu lagi perihal buku pinjaman yang baru saja pulang beberapa hari kemarin. Pengembalian buku yang membuatku sedikit terkejut dan mungkin tertekan juga.
Sampul bukunya kotor.
Sewaktu menerima buku itu kembali, aku benar-benar membatu. Pikiranku lari-lari, terbang tidak keruan. Aku tersentak. Disentak oleh kenyataan bahwa manusia memang ada banyak jenisnya. Bukan terbatas pada baik-buruk. Ada juga pintar-bodoh, ramah-sinis, pendiam-periang, teliti-ceroboh, dan... rapih-berantakan.
Komentar
Posting Komentar