Malam ini adalah malam yang indah bagi Kirana, sekaligus malam yang buruk juga. Hari ini, ia baru saja kembali melepas rindu yang selama ini terus menghantui. Rindunya selama ini akhirnya terbalaskan oleh pertemuannya hari ini dengan lelaki yang ia caintai. Sungguh malam yang indah. Walau tidak lama setelah itu, ia pun harus rela untuk membiarkan rindu kembali menghantuinya. Sekilas pertemuan itu berhasil membuatnya harus melawan rasa rindu yang pastinya akan lebih menjadi-jadi. Memang malam yang buruk. Ia akan sulit tidur malam ini. Hatinya yang bahagia bercampur dengan rasa kecewa cukup membuatnya merana. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Kirana termenung di atas kasurnya. Dirinya terbaring menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang dipenuhi dengan kegelisahan. "Padahal kita baru saja bertemu. Tapi kenapa harus berpisah lagi." gumamnya disertai air mata yang mulai membasahi pipinya. Entah itu air mata bahagia atau sedih, Kirana pun tidak tahu. Tok...tok...
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...