Debat capres membuat kepalaku penuh dengan pikiran politik. Selain itu ada juga pikiran soal debat itu sendiri. Seperti apa itu debat, apa tujuannya, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Najwa Shihab sering menyebutkan kalau debat adalah adu gagasan. Dengan adanya definisi itu maka debat capres berjalan sesuai dengan definisinya. Setiap peserta mengadu gagasannya dengan peserta lain. Bahkan lebih daripada itu.
Tapi bagiku, definisi debat bukan seperti itu. Yang namanya mengadu sering kali dikaitkan pada hal yang berujung menyakitkan bagi dua pihak yang beradu. Seperti Adu Domba, Adu Tinju, Adu Panco, dsb. Padahal debat menurut pandanganku bukan seperti itu. Debat bukan untuk saling mengalahkan apalagi menjatuhkan. Debat bukan untuk adu gagasan. Tapi untuk berbagi gagasan.
Berbagi gagasan berati membagikan gagasan dari masing masing pihak untuk dikaji dan didiskusikan dengan pihak lain selama jalannya debat. Itulah mengapa di setiap pembukaan debat seringkali setiap peserta debat untuk menyampaikan visi, gagasan, dan program kerja. Setiap gagasan yang disampaikan tentu adalah gagasan yang baik dan diatur dengan sempurna. Walau boleh jadi gagasan yang disampaikan terdapat satu kekurangan bahkan lebih yang bisa luput dari perhatian. Oleh sebab itu, debat diperlukan untuk menemukan kekurangan itu, lalu mengkaji kembali dengan bertukar pikiran dan pendapat antar Perseta debat.
Seringkali ditemukan di media sosial bahwa siapa pun pemimpinnya dampak yang terjadi di lapangan akan selalu sama. Padahal boleh jadi masalah sebenarnya bukan ada pada pemimpinnya, tapi pada program yang dijalankan. Masalah itu bisa terjadi sebab adanya kekurangan dari gagasan yang ditawarkan. Sebab itulah mengapa debat diadakan. Dengan begitu, siapa pun nanti yang terpilih maka program yang akan dijalankan adalah hasil dari gagasan-gagasan baik dari semuanya. Tidak peduli siapa yang terpilih karena tujuan semua orang pastilah sama--Meski dengan cara yang berbeda, untuk kebaikan bersama, untuk kemajuan bersama.
Komentar
Posting Komentar