Aku bagai seekor burung kecil yang tumbuh di tengah lautan, diasuh para ikan, dan diajar untuk berenang dan menyelam. Sampai satu waktu, aku dibiarkan untuk terbang. Melihat langit dan bermain dengan para awan dan burung-burung lain. Aku menyebutnya kebebasan.
Seolah waktu bebasku telah habis--udara tercemar, pandangan terhalang, napas susah tak keruan, aku jadi terpaksa menyentuh air lagi. Berenang dengan para ikan dan menyelam di kedalaman.
Sekian waktu aku mampu bertahan, lambat-laun aku merasa tidak nyaman. Aku pikir tempatku bukan di sini. Aku ingin bebas. Aku ingin terbang lagi menggapai langit.
Tapi pikiranku yang lain mengatakan, aku adalah burung bodoh dan merugi sebab berusaha menghindari air, sedangkan air adalah sumber kehidupan. Aku pun jadi bimbang. Tidak bisakah aku memilih terbang namun tetap menyentuh air tanpa harus basah sepenuhnya?
Semakin lama aku berenang, semakin besar pula peluangku untuk mati tenggelam. Tidak ada yang tau bagaimana aku susah payah kembali ke permukaan untuk mengambil napas baru bisa berenang lagi. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.
Aku punya sayap, tapi tidak ada guna selama aku tetap dalam air. Para ikan bilang sebenarnya aku sedang terbang di lautan. Lantas mengapa aku tidak boleh berenang di angkasa?
Katanya di atas sana ada burung yang makan ikan. Apakah aku harus memakan keluargaku sendiri untuk kemudian bisa bebas?
Aku tidak mau melakukannya!
Komentar
Posting Komentar