Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Perjuangan dan Penantian

 Restoran baru saja buka. Rangga sedang beristirahat sejenak usai bersiap-siap. Selagi menunggu pelanggan datang, Rangga mengambil ponselnya yang sama sekali belum ia buka lagi sedari semalam. Kemarin adalah akhir bulan, jadi Rangga sibuk membuat laporan keuangan bulanan untuk kemudian dilaporkan pada ibunya. Beruntung hasil laporannya baik. Ibu Rangga memujinya. Bahkan penghasilan restoran jauh meningkat dari bulan sebelumnya. Ada satu kebiasaan yang sering Rangga lakukan beberapa waktu terakhir dengan ponselnya. Meskipun Rangga pernah bercerita kepada para karyawan tentang kekasihnya di Inggris dan mereka menyarankan Rangga untuk lepas dan melupa, tapi tidak mudah bagi Rangga untuk melupakannya begitu saja. Rangga masih kerap mengirim pesan meskipun ia tau bahwa tidak akan mendapatkan balasan. Bahkan ia jadikan ruang obrolan itu seolah buku harian. Rangga akan mengirim pesan setiap kali ada hal menarik yang ia alami. Kali ini Rangga pun ingin melakukannya lagi, tapi ia dikejutkan...

Dear Diary: Hari Lahirnya Keberanian

 Sebuah pencapaian besar bagi seseorang ketika dirinya berhasil keluar dari zona nyamannya dan pergi bertualang menjadi dirinya yang lain--atau mungkin dirinya yang sebenarnya. Seseorang--orang yang aku cinta--pernah bilang padaku, kalau aku mau berubah, maka aku harus mampu keluar dari zona nyaman. Tapi aku tidak tau apa sebenarnya zona nyamanku itu, dan sewaktu aku bertanya, ia menjawab, "Kamu suka sekali menyendiri." Aku pun langsung membenarkan jawabannya. Aku adalah seorang penyendiri yang takut sendirian. Maksudnya adalah senang bepergian sendiri, tapi takut menemui orang sendirian. Minimal harus ada seorang teman, atau yang menemani. Tidak perlu ada dialog, atau banyak bercakap, itu malah melelahkan bagiku. Cukup jalan bersama, sama-sama menikmati perjalanan dengan caranya sendiri-sendiri. Kalaupun ada dialog, cukup sekadar celetukan sederhana. Ada bajaj! Awannya cantik! Tadi ada tikus menyebrang jalan! Itu adalah ketakutan terbesarku. Dan bersama rasa takut itu, aku j...

Aku adalah Seekor Burung Kecil yang Tumbuh Di Tengah Lautan

 Aku bagai seekor burung kecil yang tumbuh di tengah lautan, diasuh para ikan, dan diajar untuk berenang dan menyelam. Sampai satu waktu, aku dibiarkan untuk terbang. Melihat langit dan bermain dengan para awan dan burung-burung lain. Aku menyebutnya kebebasan. Seolah waktu bebasku telah habis--udara tercemar, pandangan terhalang, napas susah tak keruan, aku jadi terpaksa menyentuh air lagi. Berenang dengan para ikan dan menyelam di kedalaman. Sekian waktu aku mampu bertahan, lambat-laun aku merasa tidak nyaman. Aku pikir tempatku bukan di sini. Aku ingin bebas. Aku ingin terbang lagi menggapai langit. Tapi pikiranku yang lain mengatakan, aku adalah burung bodoh dan merugi sebab berusaha menghindari air, sedangkan air adalah sumber kehidupan. Aku pun jadi bimbang. Tidak bisakah aku memilih terbang namun tetap menyentuh air tanpa harus basah sepenuhnya? Semakin lama aku berenang, semakin besar pula peluangku untuk mati tenggelam. Tidak ada yang tau bagaimana aku susah payah kembali ...