Pagi tadi sewaktu matahari baru siap tampil di panggung langit, aku mendapat telepon dari seorang teman. Berisikan ajakan untuk bepergian. Tujuannya adalah Lembah Tengkorak. Terdengar menyeramkan, tapi aku tidak banyak tanya. Bahkan untuk setiap tempat yang pernah aku kunjungi, aku tidak pernah tau tempat itu, atau hanya sekadar mencari tahu pun tidak. Aku diajak, aku mau, aku pergi. Perjalanan kali ini amat teramat sangat melelahkan sekali. Sampai kupikir kakiku akan lepas dari persendiannya. Perjalanan diawali dengan mengendarai motor. Dua jam lamanya jarak yang ditempuh sampai setengah perjalanan. Selanjutnya adalah dengan berjalan kaki untuk mendaki. Rupanya bukan hanya aku yang tidak tau perihal tempat yang aan dikunjungi. Bahkan semua peserta perjalanan pun sama tidak taunya. Kalau pun tahu hanya bekal mereka yang didapat dari internet. Sebab itulah pendakian jadi terasa melelahkan. Sebab kelemahan terbesar adalah ketidaktahuan seberapa jauh jarak yang akan ditempuh. Sebab y...
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...