Awan yang jadi sutradara. Langit menawarkan diri jadi panggungnya. Titik-titik air yang turun dari langit siap jadi tokoh utama. Angin pun turut bermain. Petir datang untuk menambah keramaian. Bersama guruh dan kilat pertunjukan hujan jadi tampil lebih menakjubkan lagi. Sampai akhir pertunjukan, awan menarik diri dari panggung langit. Dilihat cahaya melengkung warna-warna jadi kejutan terakhir yang disiapkan.
Tokoh paling nakal dalam pertunjukan sudah mencuri pandang dan terus mengintip dari balik awan. Petir, kilat, dan guruh, sudah menghilang. Hujan perlahan mulai mereda. Matahari, si tokoh paling nakal itu, sudah siap beraksi lagi. Dan Pelangi adalah hadiah yang diberikan para pengisi acara pertunjukan sebagai ucapan terima kasih. Para penonton pun berseri-seri di bawah payungnya masing-masing, ada yang terperangah, tapi tampak jelas di wajah mereka senyum melengkung paling indah yang selaras dengan lengkungan pelangi.
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...
Komentar
Posting Komentar