Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Aku Belum Siap Jadi Dewasa - Puisi

Sampai delapan belas tahun hidup di dunia Tertahan di ambang pintu bertuliskan dewasa Knop pintu membeku merindu disentuh Kaki gemetar, dada berdegup kencang Bermaksud maju mengikuti arus Tapi malah terjerat oleh jaring nelayan Dibawa pergi jauh keluar jalur hidup  Lupa jalan pulang, dikata kabur dari kenyataan Harus pandai dalam membedakan Mesti cermat dalam pihah-pilih Harus bijak dalam menentukan Mesti kuat dalam emosi tertahan Dewasa tanda mampu kuasai diri Dipaksa menurut pada banyak penuntut Katanya harus begini, katanya harus begitu Kamu tidak boleh gini, tidak boleh lakukan itu Aku takut Dewasa punya kata 'dewa' di depan wajahnya Sedangkan aku hanya seorang manusia saja Aku berhasil ditemukan, kemudian dibawa pulang Kembali ke dalam arus, kembali terjatuh sampai diujung air terjun

Sepeda dan Rasa Sakit

 Hari ini cukup menyenangkan. Aku teringat saat Ayah bertanya padaku di hari lebaran tentang uang tunjangan hari raya. "Mau dipakai untuk apa?" kata Ayah. Dengan lancar aku menjawab, "Mau kubelikan sepeda!" Satu keluarga seketika bereaksi hebat. Aku tidak terlalu mengerti apa alasannya. Tapi memang uangku masih belum cukup untuk dibelikan sepeda. Alhasil hampir semua anggota ikut menyumbang. Katanya sebab sepeda itu juga akan dipakai bersama. Beberapa hari setelah lebaran, sepeda pun datang. Tapi bukan aku yang pergi membeli. Satu hal yang aku tidak mengerti dengan diriku sendiri di hari lebaran adalah kenapa selalu saja tumbang. Hidung berubah merah, tenggorokan serasa ada yang menyumbat, begitu juga dengan kepala yang amat berat. Semuanya dimulai lebaran tahun lalu. Selesai Sholat Id aku berada di tengah kerumunan sedang mencari sendal. Di tengah kerumunan itu aku sempat menahan bersin yang akhirnya tidak bisa ditahan lagi. Aku pun bersin di tengah kerumunan. Dala...

Beradu Nasib - Dongeng

Hari ini begitu hebat. Walaupun enggak hebat-hebat banget. Tadi siang aku naik ke awan, ketemu istana yang ada raksasanya. Tau enggak aku ke sana naik apa? Naik pohon kacang! Hahaha. Aneh memang. Tapi gapapa. Daripada ke bulan naik onta kayak lagu cherrybell. Lebih aneh! Selain raksasa, di sana ada kurcaci juga. Jumlahnya 6. Terus ada satu orang putri cantik lagi tidur. Katanya harus dicium 7 kurcaci biar bangun. Tapi cuma ada 6 kurcaci di sana. Masa satu lagi mau dicium sama raksasa? Susah, dong! Yaudah aku minta deh ke raksasa buat dijadiin kurcaci. Terus dikabulin, saat itu juga tubuhku mengecil. Aku dapat giliran terakhir mencium putri itu. Rupanya sampai dia bangun, kita masih terus ciuman. Kata putrinya dia jatuh cinta padaku pada pandangan pertama. Di hari-hari berikutnya aku sepakat mengambil jalan serius untuk membangun keluarga. ... Selama menjadi keluarga, memang ada saja gangguannya. Salah satunya soal anak. Aku punya 4 anak. 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Anak pe...

Hari Raya

"Mau takbiran di masjid, enggak?" tanyaku pada seorang teman. Ia menjawab kalau dirinya sudah ada di masjid bersama teman lain. Bergegaslah aku bersiap kemudian berangkat ke masjid. Namun sesampainya disana, masjid hanya berisi seorang remaja dengan memegang mic di tangan sambil mengumandangkan gema takbir. Aku sudah bisa menebak siapa saat masih di jalan siapakah yang berada di belakang mic, tapi tidak kusangka kalau dia ternyata hanya seorang diri dan tidak ada teman-teman lain. Bersamanya terdapat beberapa anak mengantri di depan mic lain yang bisa berdiri sendiri untuk bergantian ikut meramaikan malam dengan takbir. Mereka mengantri sebab dilarang menyentuh micnya oleh pengelola masjid yang bertugas mengatur pengeras suara. Katanya dikhawatirkan akan merusak dan sebagainya. Aku pun ikut duduk bersama mereka dan bersama-sama mengumandangkan takbir. Sampai kulihat lewat pintu masjid teman-teman lain itu ada di luar. Tapi mereka hanya selewat saja dan tidak ada keinginan unt...