Aku pernah jatuh cinta. Pelakunya adalah orang yang datang di tahun terakhir sekolah menengah pertama. Kalau cinta adalah tumbuhan, dan hati adalah tanah, maka dunia maya adalah potnya. Dunia maya saksi sapa pertama, dialog pertama, dan ucapan mesra pertama dan paling utama adanya kalimat cinta, (Kalau dunia nyata medianya adalah kertas. Lewat puisi yang ditulis untuk persembahan hadiah ulang tahun, beserta komik pertama yang dicipta dengan mengambil cerita yang pernah ia berikan padaku. Bahkan sampai saat ini pun aku masih menyimpannya, maksudku beberapa minggu lalu aku baru menemukannya lagi. Sebelumnya bukan hilang, hanya lupa menyimpan).
Sudah kubilang itu adalah tahun terakhir. Jadi, setelahnya adalah fase baru dalam dunia sekolah. Dan sialnya kami berada di bawah atap sekolah yang berbeda. Hal itu rupanya terus belanjut sampai bangku kuliah. Jadi sebelum sampai dunia kampus, aku sudah putuskan untuk menutus komunikasi tidak penting. Lagipula cintanya masih belum jelas akan dibawa ke mana. Aku menghindari dunia cinta remaja bebas, dan dunia pernikahan pun masih terlalu jauh. Jadi aku berharap dia mampu menunggu sampai depan pintu itu saat aku dalam versi terbaikku. Tapi harapan itu tidak pernah aku sampaikan secara terang-terang di depan wajahnya, bahkan depan wajah dunia maya.
Tidak ada lagi komunikasi langsung. Kalau ada yang ingin disampaikan perihal hati dan cinta aku sampaikan lewat tulisan seperti ini. Kutulis sebagai pengumuman umum yang bisa di baca siapa saja, walau belum pasti orang yang dituju akan membacanya. Setelah dibaca pun aku tidak berharap mendapat balasan. Karena aku belum mencapai versi terbaik.
Katanya perempuan gemar sekali menunggu. Tapi kutahu menunggu terlalu lama pun akan jengah juga. Apalagi hampir masuk dunia kepala dua. Aku malah membiarkannya menunggu dan tanpa adanya komunikasi.
Aku harap aku bijaksana dalam mengambil keputusan ini. Membiarkannya menunggu tanpa kabar bisa saja membuatnya cepat jengah. Tapi ada baiknya buatku saat aku sudah jadi baik tapi dia sudah tidak menunggu lagi.
Aku adalah penjahat waktu untuk hati seorang perempuan. Orang sekitar akan gencar berbisik untuk segera pindah tempat. Lagi pula mengharapkan dia masih menunggu adalah kemustahilan belaka. Tapi kalau memang dia masih menunggu maka itu adalah keajaiban tiada tara.
Aku pernah mengumandangkan seruan menyerah sebelum ini, tapi kalau kamu masih menunggu bagaimana aku bisa menyerah? Jadi, masih mau menunggu? Aku tidak bisa janji sebentar lagi, kalau berhasil dalam sekali coba, maka akan cepat. Tapi kalau ada gagalnya, aku harus mengulang lagi dengan cara baru. Aku akan berusaha keras!
Komentar
Posting Komentar