Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Bertaruh

 Aku pernah jatuh cinta. Pelakunya adalah orang yang datang di tahun terakhir sekolah menengah pertama. Kalau cinta adalah tumbuhan, dan hati adalah tanah, maka dunia maya adalah potnya. Dunia maya saksi sapa pertama, dialog pertama, dan ucapan mesra pertama dan paling utama adanya kalimat cinta, (Kalau dunia nyata medianya adalah kertas. Lewat puisi yang ditulis untuk persembahan hadiah ulang tahun, beserta komik pertama yang dicipta dengan mengambil cerita yang pernah ia berikan padaku. Bahkan sampai saat ini pun aku masih menyimpannya, maksudku beberapa minggu lalu aku baru menemukannya lagi. Sebelumnya bukan hilang, hanya lupa menyimpan). Sudah kubilang itu adalah tahun terakhir. Jadi, setelahnya adalah fase baru dalam dunia sekolah. Dan sialnya kami berada di bawah atap sekolah yang berbeda. Hal itu rupanya terus belanjut sampai bangku kuliah. Jadi sebelum sampai dunia kampus, aku sudah putuskan untuk menutus komunikasi tidak penting. Lagipula cintanya masih belum jelas akan...

Jadi Seperti Ultraman

"Aku ingin jadi Ultraman." jawabku saat Bu guru menanyakan perihal cita-cita pada setiap murid di kelas. Kelas berubah hening selama satu detik setelah aku mengatakan ingin jadi apa aku nanti. Detik selanjutnya suansa kelas langsung berubah riuh. Gelak tawa teman-teman memenuhi ruang kelas dalam sekejap. Kulihat Bu guru hanya diam saja kemudian tersenyum. "Haha, jadi Ultraman katanya." Kata anak yang duduk di sudut kanan paling belakang memberi komentar. "Ultraman itu hanya ada di televisi!" Sahut yang lain. "Mudah sekali kamu dibohongi oleh acara televisi, haha." Satu orang lagi yang duduk di baris kedua sebelah kiri melemparkan komentarnya. "Dia bodoh sekali, haha." kata anak paling menyebalkan di kelas. Komentar teman-teman pedas sekali. Apalagi bagiku yang tidak suka pedas, komentar itu benar-benar menggangguku. Aku berkeringat, mataku pun mulai berair, tapi aku tahan semampuku untuk tidak menangis dalam kelas atau di sekolah. Aku m...

Postingan populer dari blog ini

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...

Malam Sunyi

 Aku punya rutinitas Malam Jum'at. Adalah mendengarkan cerita horor di radio sebelum tidur. Maka Malam Jum'at kali ini pun sama, meskipun ada tugas sekolah yang harus aku selesaikan. Usai makan malam aku segera kembali ke kamar. Menyiapkan buku di meja belajar. Menyiapkan alat tulisnya juga. Tidak lupa menyalakan lampu belajar untuk mendapatkan penerangan. Barulah aku beranjak untuk mematikan lampu kamar. Radio sudah diputar dalam ponsel. Aku juga menggunakan earphone agar suaranya lebih jelas terdengar dan lebih mencekam. Penyiar mulai menyapa pendengar. Bersamaan dengan itu aku pun mulai mengerjakan tugasku. Selagi menunggu penyiar sibuk mengobrol sana-sini, aku juga sama sibuknya dengan isi kepala sendiri. Beruntung tugas kali ini tidak sulit, jadi bisa dengan mudah aku selesaikan. Tepat saat aku menutup buku, cerita seram pun dimulai. Lampu kamar sudah dimatikan. Lampu belajar juga segera padam seiring dengan selesainya tugas sekolah. Kamar sudah sepenuhnya gelap. Jendela ...

Perjuangan dan Penantian

 Restoran baru saja buka. Rangga sedang beristirahat sejenak usai bersiap-siap. Selagi menunggu pelanggan datang, Rangga mengambil ponselnya yang sama sekali belum ia buka lagi sedari semalam. Kemarin adalah akhir bulan, jadi Rangga sibuk membuat laporan keuangan bulanan untuk kemudian dilaporkan pada ibunya. Beruntung hasil laporannya baik. Ibu Rangga memujinya. Bahkan penghasilan restoran jauh meningkat dari bulan sebelumnya. Ada satu kebiasaan yang sering Rangga lakukan beberapa waktu terakhir dengan ponselnya. Meskipun Rangga pernah bercerita kepada para karyawan tentang kekasihnya di Inggris dan mereka menyarankan Rangga untuk lepas dan melupa, tapi tidak mudah bagi Rangga untuk melupakannya begitu saja. Rangga masih kerap mengirim pesan meskipun ia tau bahwa tidak akan mendapatkan balasan. Bahkan ia jadikan ruang obrolan itu seolah buku harian. Rangga akan mengirim pesan setiap kali ada hal menarik yang ia alami. Kali ini Rangga pun ingin melakukannya lagi, tapi ia dikejutkan...