Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Karenamu

Sudah sejak dua bulan lalu aku disibukkan dengan prosedur penerbitan. Tepatnya saat email pengajuan naskahku disetujui oleh penerbit. Ini adalah buku pertamaku, tapi siapa sangka pra-pemesanannya sudah terjual habis dalam waktu dua hari saja. Dampaknya, saat buku rampung tercetak tanganku dibuat pegal sebab menandatangani semua halaman depan bukunya, dan juga dengan segala bentuk promosi lainnya. Dampak lainnya setelah dua bulan buku pertamaku disebar ke seluruh Indonesia, lusa nanti akan ada acara peluncuran buku pertama oleh penerbit di toko buku terdekat. Aku akan tampil di sana sebagai seseorang yang namanya tertulis di halaman depan buku itu dan bertugas menjelaskan sekaligus bercerita perihal isi dan cerita dibaliknya. Dalam diri aku tidak bisa berbohong jika aku tidak senang. Aku tidak pernah menyangka hal sebesar ini akan menimpa seorang kurus kecil sepertiku. Apalagi aku akan berbicara di depan orang banyak setelah terakhir kali aku melakukannya adalah sewaktu di bangku sekola...

Berakit Ke Hulu Berkemah Kemudian

TANGGAL MERAH Tiap tanggal merah biasanya kegiatan kampus diliburkan. Sama seperti hari pertama kuliah setelah libur lebaran. Hari masuk kampus mundur satu hari ke Hari Selasa sebab hari sebelumnya adalah tanggal merah di Hari Senin. Setelah dua minggu belajar seperti biasa, kalender kembali menampilkan warna merah. Kali ini ada di Hari Kamis. Hari libur sudah dikonfirmasi oleh salah satu dosen ketika ketua kelas menanyakannya di hari sebelumnya. "Iya, besok libur." kata dosen. Kuliah di hari rabu itu berjalan lancar sampai selesai. Seperti biasa aku pulang  bersama temanku naik motor. Sewaktu berangkat pun begitu. Entah atas dasar apa, hari itu ia membawaku pulang dengan jalur yang berbeda tidak seperti yang biasa dilalui. Jalan itu menampilkan kemewahan Kota Bandung dengan baik. Aku tiada henti menengok kanan-kiri melihat sekeliling. Hampir sembilan belas tahun hidup di Bandung aku tidak pernah tau ada tempat seperti itu di sini. Mataku terus berbinar sepanjang jalan pulang...

Postingan populer dari blog ini

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...

Malam Sunyi

 Aku punya rutinitas Malam Jum'at. Adalah mendengarkan cerita horor di radio sebelum tidur. Maka Malam Jum'at kali ini pun sama, meskipun ada tugas sekolah yang harus aku selesaikan. Usai makan malam aku segera kembali ke kamar. Menyiapkan buku di meja belajar. Menyiapkan alat tulisnya juga. Tidak lupa menyalakan lampu belajar untuk mendapatkan penerangan. Barulah aku beranjak untuk mematikan lampu kamar. Radio sudah diputar dalam ponsel. Aku juga menggunakan earphone agar suaranya lebih jelas terdengar dan lebih mencekam. Penyiar mulai menyapa pendengar. Bersamaan dengan itu aku pun mulai mengerjakan tugasku. Selagi menunggu penyiar sibuk mengobrol sana-sini, aku juga sama sibuknya dengan isi kepala sendiri. Beruntung tugas kali ini tidak sulit, jadi bisa dengan mudah aku selesaikan. Tepat saat aku menutup buku, cerita seram pun dimulai. Lampu kamar sudah dimatikan. Lampu belajar juga segera padam seiring dengan selesainya tugas sekolah. Kamar sudah sepenuhnya gelap. Jendela ...

Perjuangan dan Penantian

 Restoran baru saja buka. Rangga sedang beristirahat sejenak usai bersiap-siap. Selagi menunggu pelanggan datang, Rangga mengambil ponselnya yang sama sekali belum ia buka lagi sedari semalam. Kemarin adalah akhir bulan, jadi Rangga sibuk membuat laporan keuangan bulanan untuk kemudian dilaporkan pada ibunya. Beruntung hasil laporannya baik. Ibu Rangga memujinya. Bahkan penghasilan restoran jauh meningkat dari bulan sebelumnya. Ada satu kebiasaan yang sering Rangga lakukan beberapa waktu terakhir dengan ponselnya. Meskipun Rangga pernah bercerita kepada para karyawan tentang kekasihnya di Inggris dan mereka menyarankan Rangga untuk lepas dan melupa, tapi tidak mudah bagi Rangga untuk melupakannya begitu saja. Rangga masih kerap mengirim pesan meskipun ia tau bahwa tidak akan mendapatkan balasan. Bahkan ia jadikan ruang obrolan itu seolah buku harian. Rangga akan mengirim pesan setiap kali ada hal menarik yang ia alami. Kali ini Rangga pun ingin melakukannya lagi, tapi ia dikejutkan...