Sudah sejak dua bulan lalu aku disibukkan dengan prosedur penerbitan. Tepatnya saat email pengajuan naskahku disetujui oleh penerbit. Ini adalah buku pertamaku, tapi siapa sangka pra-pemesanannya sudah terjual habis dalam waktu dua hari saja. Dampaknya, saat buku rampung tercetak tanganku dibuat pegal sebab menandatangani semua halaman depan bukunya, dan juga dengan segala bentuk promosi lainnya. Dampak lainnya setelah dua bulan buku pertamaku disebar ke seluruh Indonesia, lusa nanti akan ada acara peluncuran buku pertama oleh penerbit di toko buku terdekat. Aku akan tampil di sana sebagai seseorang yang namanya tertulis di halaman depan buku itu dan bertugas menjelaskan sekaligus bercerita perihal isi dan cerita dibaliknya. Dalam diri aku tidak bisa berbohong jika aku tidak senang. Aku tidak pernah menyangka hal sebesar ini akan menimpa seorang kurus kecil sepertiku. Apalagi aku akan berbicara di depan orang banyak setelah terakhir kali aku melakukannya adalah sewaktu di bangku sekola...
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...