Langsung ke konten utama

Buka (Kenangan) Bersama

 Kemarin aku pergi keluar rumah. Teman-temanku sewaktu di Madrasah Ibtidaiyah mengajakku buka puasa bersama. Wacana yang sedari tahun kemarin tidak terlaksana, baru hari ini bisa dikabulkan oleh beberapa anggotanya.

Buka bersama hanya tampil sebagai judul kepala saja. Tokoh utamanya adalah ajang reuni untuk semuanya. Aku begitu terkejut ketika semua orang sudah saling mengetahui kabar satu sama lain, sudah sering pergi bersama, bahkan perihal keawetan hubungan cinta seorang teman dengan pacarnya, semua orang mengetahuinya, kecuali aku.

Selepas buka bersama dan mengobrol saling bertanya kabar serta segala pembahasan lainnya. Seorang teman mengusulkan untuk bermain sebuah permainan. Permainan Kejujuran atau Tantangan yang berakhir hanya dengan dua pertanyaan soal kejujuran.

"Siapa orang yang disukai sewaktu di Madrasah Ibtidaiyah?"

"Apa hal paling memalukan yang di alami sewaktu di Madrasah Ibtidaiyah?"

Pertanyaan pertama aku jawab dengan ragu. Buruh pikiranku berusaha keras mencari di loker-loker ingatan siapakah perempuan yang pernah aku sukai sewaktu dulu. Akhirnya aku menjawab, "Tidak ada." Dengan alasan anak kecil yang belum mengerti apa itu suka dan cinta. Sebab suka dan cinta seorang anak kecil kepada manusia hanya untuk keluarga dan hal lainnya seperti makanan atau mainan.

Untuk pertanyaan kedua langsung tegas kujawab. Aku tidak pernah melupakan hal memalukan yang pernah terjadi saat itu.

Sepulang dari sana dan tidur semalaman kemudian sahur, menonton film dan mandi pagi, aku baru teringat satu nama untuk menjawab pertanyaan pertama dengan jawaban lain.

Seorang perempuan kecil yang dipasangkan denganku untuk jadi teman sebangku sewaktu kelas tiga. Walau saat itu aku masih tidak tau kalau suka itu seperti apa, bahkan sekarang pun aku tidak tau apakah aku suka atau tidak. Yang jelas, di umurku yang sekarang aku hanya penasaran bagaimanakah kabar dia setelah di akhir tahun kelas tiga itu dia pindah sekolah. Ditambah lagi, ibu yang katanya sering bertemu dia dan bilang kalau dia tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik nan rupawan.

Kalau waktu bisa diputar kembali, mungkin aku akan langsung menjawab pertanyaan itu dengan menyebut namanya: Ziyah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Getting To Yes

 Resensi buku non-fiksi: Getting To Yes Identitas Buku:  Getting To Yes: Trik Mencapai Kata Sepakat untuk Setiap Perbedaan Pendapat Oleh Roger Fisher, William Ury, dan Bruce Patton Penerjemah: Mila Hidajat Penerbit Gramedia Pustaka Utama Cetakan kelima (edisi ketiga): Maret 2020 Jumlah Halaman: 314 Pendahuluan: Secara umum, Getting To Yes menawarkan sebuah metode negosiasi yang dikenal sebagai Negosiasi Berprinsip. Seringkali perbedaan pendapat menjadikan dua pihak ingin saling mengalahkan satu sama lain, hanya berfokus pada apa yang mau dan tidak mau dilakukan oleh masing-masing pihak. Dengan Negosiasi Berprinsip perbedaan pendapat diharapkan dapat diselesaikan dengan kesepakatan yang menekankan pada keuntungan bersama bila memungkinkan, dan ketika kepentingan kedua pihak bertentangan, maka harus didasarkan pada standar yang adil dan terbebas dari keinginan masing-masing. Para penulis merupakan mereka yang tergabung dalam Harvard Negotiation Project sekaligus menjadi tempat d...

Taman Bunga

Hari ini akan ada petugas kesehatan dari puskesmas datang ke sekolah. Untuk melakukan penyuluhan seputar gizi, katanya. Sebagai guru pria, tenagaku dibutuhkan untuk segala kegiatan logistik. Menyiapkan panggung misalnya dari jauh-jauh hari. Saat hari yang ditetapkan akhirnya tiba, aku ditugaskan sekolah untuk menerima para perawat dari puskesmas di gerbang depan. Bersama seorang guru perempuan, aku sejenak bercakap dengan satpam di pos depan selagi menunggu tamu datang. Sebuah mobil minibus tampak bersiap untuk memasuki gerbang sekolah. Aku dibuat tertegun karenanya. Bulu kuduk serentak berdiri, merinding. Entah kenapa ada perasaan gugup. Degup jantung tiba-tiba saja berpacu lebih cepat dari biasanya. Semua perasaan itu seolah menjadi tanda kalau akan ada rindu yang terbalas sebentar lagi. Satpam bergegas menjalankan tugas. Membantu mobil yang baru datang untuk parkir dengan rapi. Aku pun bergegas menghampiri mobil itu untuk menyambut para penumpangnya. Satu per satu perawat turun dari...

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...