Langsung ke konten utama

Sebuah Permainan

Masih di pandemi paling heboh sekarang ini. Mencipta seteru antara Manusia dan Covid-19. Pandemi paling seru, paling menegangkan, paling menyakitkan, dan paling gregetan. 

Sudah memasuki akhir waktu normal, manusia masih berusaha mencapai kemenangan. India sempat berhasil membawa manusia unggul sementara, tapi tidak lama keadaan kembali berimbang. Segala upaya sudah manusia kerahkan sepenuhnya. Berbagai bentuk serangan dan pertahanan semuanya telah ditampilkan. Lockdown di banyak tempat, penerapan protokol kesehan tanpa henti, sampai akhirnya strategi terakhir ikut diturunkan. Vaksin peningkat kekebalan tubuh sedikit memberi harapan. Namun sampai akhir waktu normal, kemenangan belum juga dicapai.

Begitu kesulitan melihat manusia dengan segala kelebihannya melawan si anak baru, Covid-19. Layaknya kuda hitam dalam sebuah kompetisi, Covid-19 tampil dengan baik. Masih dengan pola permainan yang sama, fokus pada pertahanan, mengandalkan serangan balik untuk mematikan. Dengan kecepatannya, Covid-19 berhasil membuat manusia kewalahan.

Padahal pada pandemi sebelumnya, kala Ebola menantang manusia. Manusia berhasil menang. Vaksin jadi strategi membawa kejayaan. Manusia kembali berkuasa. Namun kali ini, Covid-19 bukan lawan yang mudah. Vaksin masih belum mendatangkan tanda kejayaan. Manusia belum mampu menembus pertahanan.

Mulai memasuki babak perpanjangan waktu, waktu normal telah dilewati tanpa hasil apa-apa. Manusia masih menunggu vaksin memberi jawaban. Kala menunggu, upaya yang pernah diturunkan sebelumnya, kembali manusia lakukan dengan intensitas yang lebih tinggi. Manusia tidak bisa bermain agresif, akan tidak berdaya kalau itu terjadi. Masih ada satu strategi yang belum manusia lakukan. Adalah permainan ala timnas spanyol yang membawanya menang di piala dunia 2010, membuat banyak tim-tim juga ikut menirunya. Tiki-taka bisa jadi adalah jawabannya. Tapi manusia masih belum mengambil keputusan. Perpanjangan waktu tidak akan selama waktu normal, jangan sampai adu penalti terjadi. Kemungkinan untuk menang akan semakin berkurang.

Sadar! dan mainkan pola permainan tiki-taka. Coba, terapkan, dan menangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...

Malam Sunyi

 Aku punya rutinitas Malam Jum'at. Adalah mendengarkan cerita horor di radio sebelum tidur. Maka Malam Jum'at kali ini pun sama, meskipun ada tugas sekolah yang harus aku selesaikan. Usai makan malam aku segera kembali ke kamar. Menyiapkan buku di meja belajar. Menyiapkan alat tulisnya juga. Tidak lupa menyalakan lampu belajar untuk mendapatkan penerangan. Barulah aku beranjak untuk mematikan lampu kamar. Radio sudah diputar dalam ponsel. Aku juga menggunakan earphone agar suaranya lebih jelas terdengar dan lebih mencekam. Penyiar mulai menyapa pendengar. Bersamaan dengan itu aku pun mulai mengerjakan tugasku. Selagi menunggu penyiar sibuk mengobrol sana-sini, aku juga sama sibuknya dengan isi kepala sendiri. Beruntung tugas kali ini tidak sulit, jadi bisa dengan mudah aku selesaikan. Tepat saat aku menutup buku, cerita seram pun dimulai. Lampu kamar sudah dimatikan. Lampu belajar juga segera padam seiring dengan selesainya tugas sekolah. Kamar sudah sepenuhnya gelap. Jendela ...

Taman Bunga

Hari ini akan ada petugas kesehatan dari puskesmas datang ke sekolah. Untuk melakukan penyuluhan seputar gizi, katanya. Sebagai guru pria, tenagaku dibutuhkan untuk segala kegiatan logistik. Menyiapkan panggung misalnya dari jauh-jauh hari. Saat hari yang ditetapkan akhirnya tiba, aku ditugaskan sekolah untuk menerima para perawat dari puskesmas di gerbang depan. Bersama seorang guru perempuan, aku sejenak bercakap dengan satpam di pos depan selagi menunggu tamu datang. Sebuah mobil minibus tampak bersiap untuk memasuki gerbang sekolah. Aku dibuat tertegun karenanya. Bulu kuduk serentak berdiri, merinding. Entah kenapa ada perasaan gugup. Degup jantung tiba-tiba saja berpacu lebih cepat dari biasanya. Semua perasaan itu seolah menjadi tanda kalau akan ada rindu yang terbalas sebentar lagi. Satpam bergegas menjalankan tugas. Membantu mobil yang baru datang untuk parkir dengan rapi. Aku pun bergegas menghampiri mobil itu untuk menyambut para penumpangnya. Satu per satu perawat turun dari...