Hari Selasa tanggal delapan bulan september tahun dua ribu dua puluh. Hari ulang tahunku yang ke-tujuh belas. Dari malam hari sebelumnya, aku berharap dia akan menjadi yang pertama mengucapkan. Tapi, tidak. Dia kalah cepat dengan temanku yang lain. Harapku pun berubah. Aku tidak berharap banyak, aku hanya ingin dia memberi ucapan, apa pun, aku pasti bahagia. Tapi nyatanya ... "Kamu ulang tahun?" tanyanya. Dia malah bertanya seperti itu. Aku kira, hari lahirku akan dia ingat selalu, tapi ternyata tidak. Sudah lama memang kita tidak jumpa, tidak saling sapa, kecuali kalau ada perlu. Setelah itu, dia berusaha untuk memberi pesan. " Wish -nya nanti, ya. Selesai ujian." katanya. Kala itu, dia memang sedang ada ujian di sekolah. Aku hanya diam. Biarlah, aku sudah telanjur kecewa. Tidak lama, dia pun kembali menghapus pesan itu. Bertambahlah lagi rasa kecewaku. Sudahlah. Untung saja kecewa itu tidak lama. Sebab aku sadar, aku bukan siapa-siapa. Siang harinya, dia tiba-tiba...
Sebuah ruang untuk berbagi cerita.