Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Tidak Pandai Menabung

Dalam tabung logam yang disebut celengan Lembaran kertas dilipat sampai pegal Juga koin dalam banyak potongan Yang datang bukan untuk tinggal Hari baru datang pula lembaran baru Hampir setiap hari terus berlaku Punya tuju untuk belanja buku Ketika semua sudah kumpul jadi satu Tapi itu hanyalah yang dimau Kekuatannya kalah jauh dengan yang dibutuh Sialnya aku malah kalah bertaruh Yang sempat tinggal kini sudah hilang Yang sudah berkumpul kini kembali bercerai Sejenak melupa apa yang dibutuh Sebentar beralih pada yang dimau Belanja buku, baju, semuanya abu-abu Ambil satu, tambah satu, sampai seribu Apa boleh begitu?

Sekarang Giliranku

"Akhirnya selesai juga." Aku rebahkan diriku di atas lantai sambil melemaskan otot dan persendian yang terasa pegal. Tiga buah buku yang sudah terbungkus rapi dalam kertas kado yang sengaja kubalik agar warna putih di baliknya yang jadi sorotan. Ketiganya tertumpuk rapih di samping sebelah kanan badan. Setelah segala pegal berangsur menghilang aku pun bangkit kembali dan kuambil ponsel di atas meja. Berselancar di media sosial untuk mencari tiga nama dan kemudian kukirim pesan pada mereka. "Apa alamat rumahmu? Aku ingin mengirim paket." kataku pada mereka di masing-masing kolom pesannya setelah saling sapa dan bertukar kabar sebelumnya. "Paket apa?" "Kamu akan tau saat paketnya datang. Aku akan kirim hari ini pakai ojek online." Tentu ketiganya tidak langsung membalas saat itu juga. Tapi ketika alamatnya sudah kudapat, paket buku yang sudah kubungkus rapi sedari pagi itu langsung aku luncurkan ke depan rumahnya diwakili tukang ojek online. Isinya...

Postingan populer dari blog ini

Kapsul Waktu

 Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...

Malam Sunyi

 Aku punya rutinitas Malam Jum'at. Adalah mendengarkan cerita horor di radio sebelum tidur. Maka Malam Jum'at kali ini pun sama, meskipun ada tugas sekolah yang harus aku selesaikan. Usai makan malam aku segera kembali ke kamar. Menyiapkan buku di meja belajar. Menyiapkan alat tulisnya juga. Tidak lupa menyalakan lampu belajar untuk mendapatkan penerangan. Barulah aku beranjak untuk mematikan lampu kamar. Radio sudah diputar dalam ponsel. Aku juga menggunakan earphone agar suaranya lebih jelas terdengar dan lebih mencekam. Penyiar mulai menyapa pendengar. Bersamaan dengan itu aku pun mulai mengerjakan tugasku. Selagi menunggu penyiar sibuk mengobrol sana-sini, aku juga sama sibuknya dengan isi kepala sendiri. Beruntung tugas kali ini tidak sulit, jadi bisa dengan mudah aku selesaikan. Tepat saat aku menutup buku, cerita seram pun dimulai. Lampu kamar sudah dimatikan. Lampu belajar juga segera padam seiring dengan selesainya tugas sekolah. Kamar sudah sepenuhnya gelap. Jendela ...

Perjuangan dan Penantian

 Restoran baru saja buka. Rangga sedang beristirahat sejenak usai bersiap-siap. Selagi menunggu pelanggan datang, Rangga mengambil ponselnya yang sama sekali belum ia buka lagi sedari semalam. Kemarin adalah akhir bulan, jadi Rangga sibuk membuat laporan keuangan bulanan untuk kemudian dilaporkan pada ibunya. Beruntung hasil laporannya baik. Ibu Rangga memujinya. Bahkan penghasilan restoran jauh meningkat dari bulan sebelumnya. Ada satu kebiasaan yang sering Rangga lakukan beberapa waktu terakhir dengan ponselnya. Meskipun Rangga pernah bercerita kepada para karyawan tentang kekasihnya di Inggris dan mereka menyarankan Rangga untuk lepas dan melupa, tapi tidak mudah bagi Rangga untuk melupakannya begitu saja. Rangga masih kerap mengirim pesan meskipun ia tau bahwa tidak akan mendapatkan balasan. Bahkan ia jadikan ruang obrolan itu seolah buku harian. Rangga akan mengirim pesan setiap kali ada hal menarik yang ia alami. Kali ini Rangga pun ingin melakukannya lagi, tapi ia dikejutkan...