Menatap papan tulis putih yang sudah tidak lagi putih. Pergi du duk di atas kursi di balik meja jati. Tas punggung digantung di belakang bangku. Fokus perhatian ke arah seseorang yang disebut guru. Tapi, itu dulu :( Hari ini..., papan tulis putih tidak selalu ada. Kursi dan meja hanya untuk mereka yang punya. Tidak usah pakai tas pun tidak masalah. Dulu aku mandi, sekarang? Masih mandi, tapi tidak pagi :) Dulu, belajar menghadap papan. Sekarang, semua menatap layar. Dulu, seragam adalah kewajiban, sekarang tidak apa kalau ingin beragam. Dulu, duduk adalah sebuah keharusan, sekarang rebahan sudah jadi kebiasaan. Dulu, sekolah amat penuh dengan aturan, sekarang? Aturan rumah ditegakkan, sekolah ikut mengambil peran :( BEBAN!
Matahari belum sempurna terbit di timur, tapi seorang perempuan terlihat amat terburu-buru. Dengan Hoodie warna biru dan rok rample -nya Rita melangkah dengan cepat, bahkan nyaris berlari. Hari ini adalah hari yang spesial. Hari yang paling ditunggu oleh Rita. Tujuannya adalah taman kota. Tepatnya di dekat pohon besar. Di sana, di dalam tanah, Rita akan membuka kapsul waktu yang pernah ia tanam bersama seorang laki-laki yang ia cintai empat tahun lalu. Namanya Rangga. Dia adalah orang yang pemalu. Payah sekali dalam bergaul. Bahkan teman pun tidak punya. Sebaliknya, Rita adalah orang yang aktif. Gemar bergaul dan punya banyak teman. Tapi ia payah sekali kalau sudah bicara soal perasaan. Dan kelemahan utamanya adalah, dia mencintai Rangga. Empat tahun yang lalu adalah masa sekolah menengah. Keduanya berkawan baik. Rita memang mencintai Rangga, tapi ia tidak pernah berani untuk bilang. Jangan tanya bagaimana Rangga. Dia pendiam. Dia selalu senang dekat dengan Rita. Tapi tidak pernah...